Butuh apa Ingin sih..




SIAPA yang tidak senang berbelanja? Apalagi ada THR yang didapatkan menjelang Lebaran (itu bagi yang dapat, bagi yang enggak silahkan bengong aje). Rasanya itu sudah menjadi sebuah keharusan. Boleh dong merayakan hari kemenangan? Ya boleh dong. Saya juga belanja kok. Masalahnya, karena merasa uang ‘aman’ bahkan berlebih, jadinya kita suka lupa atau sengaja lupa membedakan kebutuhan dan keinginan. Padahal belum tentu barang yang kita beli itu kita butuhkan, tapi hanya kita inginkan. Display menarik dan tulisan diskon segede gaban memang suka membuat khilaf. Niat jalan-jalan doang bisa berubah menjadi acara belanja, apalagi yang sudah niat belanja. Untuk hal ini saya angkat topi kepada visual merchandiser di tempat perbelanjaan hehe.

Kebutuhan dan keinginan ialah dua hal yang mirip, tapi sebenarnya berbeda. Setiap kali kebutuhan sudah terpenuhi, biasanya mulai muncul keinginan. Nah masalahnya karena keinginan itu dipengaruhi banyak faktor seperti gaya hidup, pergaulan, dan kebutuhan akan aktualisasi diri, terkadang kita lebih mendahulukan keinginan daripada kebutuhan.

Ada beberapa hal yang bisa membedakan kebutuhan dan keinginan. Yang pertama, dari sifatnya. Kebutuhan itu bersifat objektif karena semua orang punya kebutuhan dasar yang sama. Sementara itu, keinginan bersifat subjektif karena keinginan setiap orang itu bisa berbedabeda bergantung pada gaya hidup, pendapatan, dan pola pikirnya. Semakin tinggi gaya hidup, pendapatan, dan pola pikir seseorang, biasanya semakin banyak pula keinginannya. Punya pakaian itu kebutuhan, tapi punya pakaian hasil rancangan desainer ternama, itu keinginan.

Yang kedua dari sumbernya. Kebutuhan bersumber dari fitrah manusia, yang jika tidak dipenuhi, kehidupan bisa terancam. Sementara itu, keinginan bersumber dari hawa nafsu. Seseorang yang tidak mampu mengendalikan hawa nafsu atas keinginannya sering kali mengabaikan kebutuhan-kebutuhannya yang paling mendasar.

Setiap ada keinginan yang sudah terpenuhi, biasanya akan muncul keinginan lainnya. Punya jam tangan itu kebutuhan kita untuk menunjukkan waktu, tapi jika beli jam tangan bermerek dengan harga selangit, itu keinginan.

Ini sih curhat pribadi, Islam sebetulnya mengajari kita menyikapi kebutuhan dan keinginan. Dalam Islam kita dianjurkan untuk berusaha semaksimal mungkin untuk dapat memenuhi semua kebutuhan kita, namun kita juga diajari untuk bisa membatasi semua keinginan. Semoga semua rezeki yang kita dapatkan pada Ramadan ini jadi berkah untuk kita yang membelanjakannya.

Selamat berbelanja Lebaran ....!

0 Comments:

Posting Komentar